Demo Blog

Apa itu Pendidikan?

by Rahmatia Fitri on Nov.22, 2009, under

Dunia pendidikan adalah dunia proses belajar. Secara tradisional kita biasa berpikir, komponen dasar dunia pendidikan terdiri dari: siswa, narasumber (fasilitator – guru), dan sumber belajar. Kita sering mengabaikan peran dan pengaruh masyarakat lain, seperti: para pejabat non keguruan, orangtua siswa yang tergabung dalam komite pendidikan dan lingkungan dunia usaha, terhadap pendidikan. Kita juga kurang mendayagunakan kemajuan teknologi untuk kemajuan pendidikan. Yang kita anggap harus terlibat dalam proses belajar, selama ini, hanyalah siswa saja. Kita lupa bahwa para pendidik, guru, dan masyarakat luas mestinya tidak berhenti terlibat dalam proses belajar. Mereka juga harus tetap belajar. Sekali kelompok ini berhenti (belajar), maka ia akan berdampak kepada stagnancy, terhenti-nya, atau setidaknya melambatnya kemajuan pendidikan di Indonesia.
Siapa yang mendidik, dan yang di-didik?
Tidak semua orang terdidik menjadi pendidik, dan tidak semua pendidik pula menjadi guru. Pendidik adalah orang yang memperhatikan dan mau berbuat sesuatu untuk pendidikan. Siapa saja yang terdidik bisa menjadi pendidik kalau mau, termasuk presiden dan tukang becak. Sementara, guru adalah pendidik yang berprofesi sebagai pengajar. Ada berbagai macam guru; di antaranya: guru mata pelajaran di sekolah atau pusat-pusat pembelajaran. Alangkah bagusnya bila semua pendidik dan guru mata pelajaran bersinergi dalam mendidik bangsa ini. Akan lebih bagus lagi, kalau mereka (pendidik dan guru) mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan teknologi komputer dan internet untuk pendidikan.
Bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia terkait Pemanfaatan teknologi?
Disayangkan, bahwa sampai sekarang belum ada data konkrit, yang mengungkapkan ada berapa orang guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia yang tahu, yang gandrung terhadap pemakaian teknologi komputer di lahan kerjanya.
Karena kita telah dikelilingi oleh kemajuan teknologi internet, semestinya para pendidik dan guru, yang menguasai internet, haruslah lebih diperankan, sehingga mereka dapat dan mampu meyakinkan pendidik lain. Hanya guru yang berkemampuan teknologi internetlah yang akan mampu untuk mengarahkan siswanya kepada Pemanfaatan internet untuk membelajarkan diri mereka.
Sekarang, ada kesan bahwa teknologi itu dibiarkan saja bergentayangan secara ‘liar’. Di samping itu, sekarang ada berkembang semacam gejala internet pobia (penolakan terhadap internet) di tengah masyarakat. Bahkan di kalangan sebahagian besar tenaga kependidikan dan guru juga, ada gejala ini. Padahal kita tidak bisa membendung penyebaran internet itu dari lingkungan kita. Kita hanya bisa saja menutup pintu rumah kita dari internet dan kemajuan teknologi, namun tidak akan bisa mencegahnya muncul di warnet dan rental komputer. Putra-putri kita, bisa saja sering datang kesana, baik untuk mengakses internet maupun untuk menggunakan jasa rental komputer lainnya. Lalu bagaimana kita bisa mengontrol mereka?
Sebagai orangtua, atau pendidik, yang harus kita sadari adalah bahwa; anak kita pada umumnya akan belajar karena menyukai sesuatu, bukan karena disuruh belajar sesuatu. Kebanyakan anak kita menyukai produk teknologi komputer. Setelah kita tahu bahwa mereka menyukai teknologi itu, karena hal itu merupakan suatu hal yang baru dan ‘nge trend’ di kalangan mereka, kita (guru) tidak memanfaatkan situasi itu untuk pendidikan mereka?
Barangkali, tidak bijaksana kalau kita memposisikan internet sebagai ‘musuh’ yang harus dijauhi.
Walaupun terlihat, belum cukup banyak tenaga kependidikan dan guru yang mampu memanfaatkan komputer untuk pengelolaan manajemen pendidikan dan pembelajaran, sebetulnya, usaha kearah Pemanfaatan komputer dan internet sudah harus di-seriusi. Perangkat keras dan lunak, komputer dan internet di sekolah, kantor dinas pendidikan, dan di masyarakat luas sudah cukup banyak tersedia. Pelatihan Pemanfaatan komputer juga sudah cukup sering diadakan.
Saya yakin, kita tidak perlu menunggu sampai semua pegawai dan guru di jajaran pendidikan harus ‘mellek’ komputer dan internet terlebih dahulu, sebelum pemakaian teknologi itu dimulai. Dayagunakan saja siapa yang ‘lebih mampu’, di kantor dan sekolah untuk pengoperasian komputer dan jaringan internet yang sudah ada. Jangan biarkan fasilitas itu berdebu dan rusak karena tidak pernah disentuh.
0 komentar more...

0 komentar

Posting Komentar

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!